Sebagai bagian dari upaya dalam menjaga nilai-nilai kesakralan seni pertunjukkan calonarang, khusunya yang ada di Desa Karang Dalem Dua, Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (Listibiya) Kecamatan Abiansemal menggelar sarasehan, serta peluncuran buku Taksu Dodyong : Legitimasi Ritual dan Seni Berbasis Komunitas, Studi Pertunjukkan Calonarang", serta pertunjukkan singkat Dodyong. Kegiatan berlangsung di Wantilan Desa Karang Dalem Dua, Kecamatan Abiansemal, 18/12.

Ketua panitia Ida Bagus Agung Gede Nalendra, S.Sn., dalam laporannya, menjelaskan acara tersebut lahir dari semangat dan dedikasi untuk melestarikan serta mendokumentasikan kekayaan budaya Bali yang otentik khususnya dalam pertunjukkan calonarang.

Kegiatan kreativitas seni yang dilaksanakan oleh Listibiya Kecamatan Abiansemal mengusung tema "Taksu Dodyong : Memperkuat Akar Seni dan Spiritual Calonarang Di Desa Karang Dalem".    

Selanjutnya disampaikan, bahwa tema "Taksu Dodyong" merupakan perwujudan taksu atau kharisma spiritual yang melekat pada topeng Dodyong. Sebuah warisan yang tak ternilai di Desa Adat Karang Dalem Dua.

Pihaknya menyebut  fokus utama dalam sarasehan tersebut, yaitu kegiatan penelitian dan pendokumentasian seni topeng Dodyong yang sering dipentaskan dalam pertunjukkan calonarang di Desa Karang Dalem Dua.

Sebelum juga telah dilaksanakan kegiatan penelitian secara mendalam serta pengumpulan dokumentasi dari berbagai narasumber penari topeng Dodyong. 

Buku Taksu Dodyong : Legitimasi Ritual dan Seni Berbasis Komunitas, Studi Pertunjukkan Calonarang,  yang diulas dalam kegiatan sarasehan, menurutnya bukan sebatas hanya sebagai laporan, melainkan upaya legitimasi dan pengakuan terhadap keberadaan Topeng Dodyong sebagai elemen kunci yang menyatukan nilai-nilai ritual, seni pertunjukkan, dan kekuatan komunitas di Desa Karang Dalem Dua.

Selain kegiatan sarasehan dan peluncuran buku, pihaknya menyampaikan yang terpenting dari upaya revitalisasi dan penguatan seni pertunjukkan calonarang di Desa Adat Karang Dalem Dua adalah  penekanan repertoar topeng Dodyong yang menjadi ciri khas  dan identitas utamanya.

"Yang terpenting adalah menjadi Taksu Dodyong agar tetap lestari sebagai pemersatu umat dan penjaga keseimbangan spiritual". Upaya ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk melestarikan warisan leluhur agar tetap hidup dan dapat diwariskan pada generasi mendatang". Ujar Ida Bagus Agung Gede Nalendra.

Pihaknya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Badung, Dinas Kebudayaan, dan Listibiya Kabupaten Badung yang telah menyalurkan dana kreatifitas sebesar lima puluh juta rupiah.

Bendesa Adat Karang Dalem Dalem Dua, I Wayan Supartana, menyampaikan rasa bangga atas berlangsungnya kegiatan sarasehan dan peluncuran buku Taksu Dodyong Legitimasi Ritual dan Seni Berbasis Komunitas, Studi Pertunjukkan Calonarang.

"Menurut panglingsir kita, Taksu Dodyong sudah ada sejak dulu, saya hanya melanjutkan apa yang sudah ada, di Pura Kahyangan tiga ini. Ujarnya.

Sementara itu, ketua listibiya Kabupaten Badung, I Gusti Ngurah Artawan, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh masyarakat Desa Karang Dalem Dua atas dukungan penuh dalam kegiatan sarasehan dan peluncuran buku Taksu Dodyong : Legitimasi Ritual dan Seni Berbasis Komunitas, Studi Pertunjukkan Calonarang yang sukses digelar.

"Dukungan masyarakat kita ini sangat luar biasa, kalau tidak ada dukungan dari Bendesa, Perbekel, acara ini tidak mungkin terlaksana dengan sukses, keterlibatan masyarakat disini sangat luar biasa, terima kasih kami ucapkan". Ujar I Gusti Ngurah Artawan.

Pihaknya mengajak masyarakat untuk tetap merawat warisan adiluhung Taksu Dodyong yang terdapat dalam pertunjukkan calonarang Desa Karang Dalem Dua.

" Ketika masyarakat Karang Dalem Dua mementaskan calonarang atau Taksu Dodyong ini, nilai sakral dan magisnya saya yakin masih utuh sepanjang kita merawatnya. Agar anak cucu kita kedepannya tidak kehilangan data, jadi selamatlah aset kita". Imbuhnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Diwakili Plt. Kepala Bidang Kesenian, sekaligus juga sebagai Ketua Listibiya Kecamatan Abiansemal, I Wayan Muliadi, S.Sn.,M.Sn., mengatakan dipilihnya Desa Karang Dalem Dua sebagai salah satu lokasi kegiatan Listibiya Kecamatan Abiansemal karena di Desa Karang Dalem Dua Ini terdapat salah satu kesenian yang  memiliki keunikan luar biasa.

"Jadi dimana-mana ada calonarang sebenarnya, tetapi, calonarang yang ada di Desa Karang Dalem Dua ini, memiliki satu pertunjukan yang unik dari calonarang yang lainnya. Yaitu ada peran yang disebut dengan Dodyong." 

Menurutnya peran Dodyong dalam seni pertunjukkan calonarang di Desa Karang Dalem Dua adalah sebuah warisan budaya yang memiliki ciri khas khusus yang tidak dimiliki daerah lainya di Bali.

Pihaknya juga mengapresiasi kerja sama yang melibatkan seluruh elemen masyarakat Desa Karang Dalem Dua, dalam mendukung pelaksanaan kegiatan dan peluncuran buku Taksu Dodyong : Legitimasi Ritual dan Seni Berbasis Komunitas, Studi Pertunjukkan Calonarang.