Setelah melalui tahap pembinaan dari bulan Januari s/d Maret 2016, tahapan penilaian Lomba Desa di Tingkat Kabupaten Badung dibuka Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa, bertempat di wantilan Pura Dalem Desa Adat Mengwi, Rabu (4/5) kemarin. Hadir pada kesempatan tersebut Kepala Topographi Daerah Meliter IX Udayana, FKPD Kabupaten Badung, para pimpinan SKPD Pemerintah Kabupaten Badung, Ketua Tim Penggerak PKK Ny. Seniasih Giri Prasta, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Badung Ny. Kristiani Suiasa dan segenap organisasi kewanitaan, Panitia dan Tim Penilai Lomba, Camat se-Badung, perbekel Lurah, tokoh masyarakat serta masyarakat Mengwi.

Pada kesempatan yang sama dipamerkan juga potensi desa dan usaha-usaha ibu PKK dari Desa Mengwi seperti hasil-hasil pertanian dan kuliner serta usaha kerajinan alat upakara persembahyangan, dan kerajinan rumah tangga lainnya yang mampu meningkatkan kehidupan ekonomi kreatif desa setempat. Acara juga dimeriahkan dengan penampilan koor ibu-ibu PKK Kecamatan Mengwi dan Bondres. Setelah acara pembukaan dilanjutkan dengan ramah-tamah dan santap siang, kemudian diakhiri dengan acara penilaian ke lapanganan oleh Tim Penilai Kabupaten.

Kepala Badan PMD Pemdes Putu Gede Sridana selaku Ketua Panitia dalam laporannya menyampaikan, Kecamatan Mengwi menjadi tempat penilaian lomba Desa se-Kabupaten Badung yang dirangkai dengan bulan Bakti gotong royong kemasyarakatan ke-44 dan 10 program PKK Tingkat Kabupaten Badung, karena memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mendukung pelaksanaan program pembangunan sesuai dengan visi misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih Nyoman Giri Prasta dan Ketut Suiasa. Tujuan dari lomba desa ini bukan sekedar menjadi juara melainkan untuk mengevaluasi serta menilai kinerja aparat pemerintah desa dan tingkat perkembangan masyarakat desa dalam pembangunan berkelanjutan di kabupaten Badung. Dalam lomba desa ini ada delapan indikator yang dinilai yakni pendidikan, kesehatan masyarakat, ekonomi masyarakat, keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga kemasyarakatan dan pemberdayaan kesejahteraan keluarga.

Disamping delapan indikator tersebut, juga diberlakukan empat indikator tambahan sebagai persyaratan penilaian lomba desa tingkat nasional, yakni keberhasilan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat desa, inisiatif dan kreatifitas daerah dalam pemberdayaan masyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan desa, tingkat kepatuhan terhadap kebijakan penyelenggaraan pemerintahan serta kinerja camat, kepala desa dan lurah beserta perangkatnya dalam pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa atau kelurahan.

Sementara itu, Bupati Badung dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa menyampaikan, keberhasilan pembangunan di Kabupaten Badung sangat ditentukan oleh keberhasilan pembangunan di daerah pedesaan dimana pembangunan tersebut tidak boleh dilepaskan dari upaya untuk mengajegkan Bali. Untuk itu Pemkab Badung sangat serius melaksanakan pembangunan di desa, salah satunya dengan mendukung dilaksanakan lomba desa secara berkelanjutan. Lomba desa bukan sekedar ajang adu gengsi antar desa, tetapi salah satu upaya untuk mengajegkan Bali serta diorientasikan untuk membangun kapasitas dan peran serta masyarakat guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan yang memberikan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan. Sehingga desa, lembaga-lembaga desa yang didukung masyarakat bisa lebih focus untuk mengikutinya dan peran serta aktif dalam melanjutkan pembangunan di Kabupaten Badung. Melalui lomba desa masyarakat krama Badung agar senantiasa mengembangkan dan menjaga sikap gotong royong, bahu membahu untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik bagi geneasi masa kini dan yang akan datang.

Wabup, Suiasa menambahkan, melalui kegiatan lomba desa diharapkan Masyarakat desa serta komponen desa agar senantiasa mengembangkan partisifasi serta sikap gotong royong, bahu membahu dalam upaya meningkatkan taraf kehidupan yang lebih baik bagi generasi masa kini dan mendatang untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya. “Aktivitas yang telah dilaksanakan dalam lomba desa ini tidak boleh berhenti saat lomba berakhir, tetapi dijadikan pemicu dan pemacu serta daya saing untuk menumbuhkan kreativitas positif demi kemajuan desa masing-masing tanpa melupakan upaya untuk ajeg Bali." tegasnya.