Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Badung melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) di Kantor Dinas Kebakaran di Jl. Kebo Iwa Denpasar, Kamis(15/8). Dalam kesempatan tersebut dihadiri oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan I Dewa Made Apramana, Kepala Dinas Kebakaran dan Penyelamatan I Wayan Wirya, Opd Kabupaten Badung, President Director of Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua dan Para Camat se-Kabupaten Badung atau yang mewakili.

       Dalam kesempatan tersebut dihadiri oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan I Dewa Made Apramana mengatakan Daerah Pariwisata ada 2 (dua) di Kabupaten Badung sebagai Internasional ke-3 (tiga) sebagai tempat pembelajaran sampai ke desa – desa tentang bagaimana penanggulangan awal bahaya kebakaran di india ada di masing – masing kecamatan yang sudah ada pos – pos pemadam kebakaran yang sudah ditindak lanjuti lagi.

      “saya sampai ke desa nantinya dibentuklah awal laskar sapu lidi untuk Dinas Kebakaran dulu. setelah Dinas Kebakaran baru nanti dikembangkan sampai ke kecamatan dan desa, sehingga masyarakat itu dengan pengetahuan atau kemampuan dalam menanggulangi awal bahaya kebakaran yang bisa menangani sendiri sambil menunggu dari Dinas Kebakaran untuk menanggulangi kebakaran yang lebih besar. “Saya kira masyarakat bisa mengikuti sampai ke istilahnya mulai dari pecahan- pecahan atau masalah masyarakat desa, sehingga bisa mengikuti Pendidikan Laskar karena akan dibentuk silabus undang pelatihan pengetahuan untuk  menanggulangi bahaya kebakaran.” ungkapnya.

Dinas Kebakaran dan Penyelamatan I Wayan Wirya mengatakan dijelaskan terkait dengan kepadatan dan kebakaran yang terjadi pada Tahun 2018, sampai hari ini terjadi 109 kasus pada tahun 2017 terjadi 177, berdasarkan kasus- kasus dengan percepatan penanganan kebakaran secara dini bisa dilakukan oleh masyarakat. dengan pola ke depan ini adalah pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat kita akan latih di setiap desa agar terbentuknya laskar – laskar satu gending di setiap desa untuk membantu pemadaman api.

Lebih lanjut dikatakan Pada dasarnya terjadinya kebakaran, sehingga bisa merapat ke TKP dan masyarakat bisa meminimalisir terjadinya kerugian yang disebabkan oleh kebakaran ” Kita awali dengan pembentukan instruktur sapu gini yang bisa kita lakukan secara berkelanjutan dan kita bisa susunkan silabus untuk bahan ajaran untuk dibeikan kepada Laskar yang nantinya kita akan melatih secara berkelanjutan, agar kedepannya untuk di semua desa di Kabupaten Badung.

Kendala dalam penanganan kebakaran 1 (satu) paling umum itu kemacetan sehingga kita sulit menerobos kemacetan yang begitu padat apalagi terjadi kasus di wilayah Kutub dan Kuta Selatan, ke-2 (dua ) sumber air terdekat kita kesulitan hidran cukup jauh, hidran terdekat kadang – kadang airnya tidak mencapai maksimal seperti contohnya kasus di Blueprint kemarin, kita mencari air cukup jauh dari kasus 10 poin itu ke titik hidran yang berisi debit air yang cukup tinggi, kita upayakan floating pump sehingga kita mainkan agar mempercepat proses penanganan 65 itu sendiri” ungkapnya. 

Caption :

Asisten Perekonomian dan Pembangunan I Dewa Made Apramana  disaat menghadiri Focus Group Discussion (FGD) di Kantor Dinas Kebakaran di Jl. Kebo Iwa Denpasar, Kamis(15/8).